TERNATE, KOMPAS.com - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudbar) Maluku Utara (Malut) memprogramkan pelaksanaan kegiatan wisata bertaraf internasional sebagai salah satu upaya lebih memperkenalkan potensi wisata daerah ini kepada wisatawan mancanegara.
"Kami memprogramkan paling lambat dua tahun ke depan sudah ada kegiatan wisata bertaraf internasional yang digelar di Malut," kata Kepala Disbudbar Malut, Nurlaela Armaiyn di Ternate, Selasa (3/8/2010).
Disbudbar Malut ingin mencontoh penyelengaraan Sail Bunaken di Sulawesi Utara dan Sail Banda di Maluku. Kegiatan wisata bertaraf internasional di ke dua daerah itu sangat efektif dalam memperkenalkan potensi wisata daerah setempat.
Nurlaela mengatakan, Malut memiliki banyak potensi objek wisata menarik, terutama objek wisata budaya dan peninggalan sejarah, objek wisata bahari serta objek wisata ilmiah, khususnya yang terkait dengan keanekaragaman flora dan fauna.
Objek wisata budaya dan peniggalan sejarah yang menarik di Malut di antaranya Kesultanan Ternate, benteng peninggalan kolonial di Ternate, Tidore dan Bacan serta bekas pangkalan Sekutu pada Perang Dunia II di Kabupaten Pulau Morotai.
Sedangkan objek wisata bahari yang menarik di Malut, menurut Nurlaela, di antaranya panorama bawah laut dan keindahan pantai pasir putih. Khusus panorama bawah laut di antaranya di objek wisata Guraici, Teluk Jailolo dan Kepulauan Widi.
Sedangkan objek wisata ilmiah, di antaranya beranekaragam burung di sejumlah kawasan hutan di Ternate dan pulau Halmahera. Burung tersebut ada yang endemik Halmahera yakni burung bidadari atau biasa juga disebut cendrawasih Halmahera.
"Objek wisata tersebut selama ini belum banyak di kenal, terutama luar negeri, oleh karena itu melalui penyelenggaraan kegiatan wisata bertaraf internasional nanti diharapkan potensi objek wisata lebih dikenal di luar negeri," katanya.
Disbudbar Malut selama ini sebenarnya telah berupaya mempromosikan potensi objek wisata tersebut baik melalui jasa internet maupun melalui pameran wisata di berbagai daerah di Indonesia, tapi karena keterbatasan dana sehingga hasilnya belum maksimal.
Nurlaela menambahkan, Disbudbar Malut pada 30-31 Juli 2010 menggelar Festival Guraici di Kabupaten Halmahera Selatan. Kegiatan itu juga merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan potensi objek wisata daerah ini.
Sumber : www.kompas.com
tuh bambu gila yah ?
BalasHapusseru tuh acaranya,.
kl di jawa kayak jatilan gitu deh