Tampilkan postingan dengan label Kuliner Ternate. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kuliner Ternate. Tampilkan semua postingan

21 Januari 2009

Keselek Popeda, Asti Ananta Pengen Investasi di Ternate


Kapanlagi.com - Saat berkunjung ke Ternate akhir minggu lalu, Asti Ananta mendapatkan pengalaman unik. Ia keselek Popeda (masakan khas Ternate -red). Popeda adalah makanan terbuat dari campuran sagu yang sangat liat hingga terkesan seperti lem dan dimakan bersama kuah ikan kakap.

Cara makannya pun unik, popeda harus ditelan tanpa dikunyah. Karena penasaran akan rasanya, Asti mencoba untuk mengunyah. Akibatnya ia keselek.

"Saya tertarik untuk mencoba popeda dan ternyata ketika langsung ditelan enak juga. Dan saking penasarannya aku pingin ngunyah, ternyata malah susah, lengket semua di mulut seperti lem, tapi kalau ditelan langsung seperti agar-agar dan terasa nikmat dengan campuran kuah ikan kakap merah," ungkapnya.

Ditambah lagi, ikan yang disajikan adalah ikan segar. Menurut Ilham Abdul Latif, salah satu petinggi Momentum Management yang ikut mendampingi Asti, ikan yang disajikan di Ternate bukan ikan yang menginap. "Ikan ini ditangkap pagi hari," katanya.

Melihat sumber daya alam yang begitu kaya, Asti terinspirasi untuk investasi dengan membuka usaha di Ternate. "Kuliner di sini cocok dengan lidah kita dengan campuran dan bumbu yang pas, Ternate hanya butuh promo agar wilayah indah ini dapat terekspos, di samping itu pemerintahan Maluku Utara bisa membangun infrastruktur pendukung pariwisata," sarannya.

Sumber by : KapanLagi.com

25 Juli 2008

PaPeda Ternate...

A. Selayang Pandang
Pohon sagu (metroxhylon rumpii) merupakan tanaman yang sangat penting bagi masyarakat Maluku Utara. Ketika pohon ini telah berusia sepuluh tahun, bagian dalamnya mampu menghasilkan serat berupa tepung seberat 80-100 kilogram. Serat tepung inilah yang kemudian menjadi bahan utama pembuatan papeda, atau yang biasa disebut bubur sagu.

Bagi masyarakat Ternate, papeda merupakan makanan pokok layaknya nasi ataupun jagung. Papeda dimakan bersama kuah kuning yang terbuat dari kunyit dan dicampur dengan ikan tongkol. Makanan ini juga disajikan bersama dengan jeruk nipis, beberapa potong kelapa, dan sagu sebagai lauknya.

Proses pembuatan papeda diawali dengan memotong bagian pangkal pohon sagu. Kemudian, bonggolnya diperas hingga sari patinya keluar. Dari sari pati ini diperoleh tepung sagu murni yang siap diolah.

Sistem memasak papeda adalah dengan merebus tepung sagu tersebut hingga mengental dan matang menjadi papeda. Dalam keadaan panas, papeda dituangkan ke piring yang sebelumnya telah dibasahi dengan kuah ikan. Tujuannya agar papeda tersebut tidak melekat di piring, yang digunakan sehingga tidak sulit untuk mencucinya.


B. Keistimewaan
Papeda ialah makanan yang dihidangkan hanya saat panas saja karena ketika dingin makanan ini akan menjadi lengket ke piring. Selain itu, ketika dingin makanan ini dianggap telah basi dan tidak layak dimakan, sehingga fungsinya terkadang dialihkan sebagai alat perekat kertas.

Karena berbentuk bubur sagu yang kental, cara memakan papeda tidak menggunakan sendok ataupun tangan, melainkan langsung diseruput dari piring.


C. Lokasi
Di sepanjang kota Ternate, banyak didapati warung yang menjual makanan tradisional seperti papeda.


D. Akses Menuju Lokasi
Warung yang menjual makanan papeda terletak di pusat kota, sehingga wisatawan dapat naik angkutan kota dari Bandara Sultan Baabullah dengan biaya Rp 3.000/orang (Maret 2008). Wisatawan juga dapat menggunakan jasa taksi yang telah beroperasi sejak akhir tahun 2005 .

E. Harga Makanan
Harga papeda di warung-warung tradisional relatif murah. Seporsi papeda bisa diperoleh dengan harga Rp1.000- Rp 1.500 (Maret 2008).


F. Akomodasi dan Fasilitas
Selain menikmati makanan khas papeda, di Ternate, wisatawan dapat menjumpai warung-warung yang berjualan cinderamata dan makanan khas Maluku Utara seperti ketam kenari, halua kenari, bagea, serta ikan hasil olahan, seperti ikan fufu (ikan asap) dan gohu ikan.

19 Juli 2008

KuLiner di Pinggir Pantai Ternate


Ternate ternyata tak hanya menyimpan keindahan pantai dengan pemandangan Pulau Halmahera. Makanan khas Ternate seperti Sop Saudara dan Pisang Hijau juga merupakan kekayaan kuliner Ternate yang sayang untuk dilewatkan!

Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman saya bersantap di kota Ternate, Malut. Pusat jajanan malam di kota ternate berada di depan kantor gubernur, di tepi pantai Swering. Pantai ini lumayan indah, letaknya disebelah pelabuhan besar Ahmad Yani, Ternate.

Paling pas jika bertandang ke pantai ini adalah ketika Sunset, pemandangannya cantik dengan pulau Halmahera di kejauhan, dan kapal-kapal yang hilir mudik di pelabuhan. Airnya juga cukup jernih, karena pantai ini berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik.

Nah, kalau sore menjelang maghrib, para pedagang makan mulai menggelar tendanya. Ada pedagang martabak yang mayoritas berasal dari padang, ada pedagang pecel ayam yang berasal dari lamongan, pedagang buah (duku, langsa, sejenis duku tetapi lebih asam, dan durian) yang berasal dari Madura dan Halmahera, dan pedagang sop saudara yang berasal dari Makassar.

Di pantai ini saya paling suka menyantap sop saudara. Ada dua tempat yang saya suka, di sampang Bank Artha Graha (dari pagi sampai sore jam 4 sore), dan di tenda di pantai Swering (maghrib sampai malam). Sop saudara ini berwujud hampir sama seperti soto betawi. Berisikan daging dan jeroan sapi yang disiram kuah santan kental beraroma rempah yang kuat, ditaburi dengan daun bawang dan bawang goreng.

Tak lupa untuk memakannya kami juga ditemani dengan emping melinjo sedap. Sehabis makan sop ini, dijamin Anda pasti akan bermandikan peluh berkat rempah-rempah yang digunakan dalam masakan ini. Untuk kedai yang di samping Bank Arta Graha, karena buka di siang hari, mereka juga menyediakan es pisang hijau. Hmmm...enak dan segar.

Yang dimaksud dengan pisang hijau sendiri adalah pisang yang dibalut adonan tepung berwarna hijau. Disajikan dengan bubur sumsum putih, diberi es batu, dan disiram dengan sirop merah. Hmm... pokoknya cocok sekali buat menghilangkan dahaga di siang yang panas.

Harga kedua makanan tadi cukup murah dan terjangkau. Seporsi sop dengan nasi dihargai Rp 12.000,00. Sedangkan es pisang hijau cukup ditebus dengan uang Rp 4000,00 saja.

Kalau anda ingin merasakan masakan khas Ternate seperti gohu atau sashiminya Ternate, sagu lem, dan ikan kuah asam, bisa mencari masakan tadi di daerah Dufa-dufa yang letaknya dekat pelabuhan Dufa-dufa, dan di RM Florida. Nah, selamat berpetualang kuliner di Ternate!

Sumber : www.detikfood.com
 
AksaL Achmad | Powered By Blogspot | © Copyright  2008