13 Januari 2009

Upaya memperjuangkan Sultan Babullah menjadi Pahlawan Nasional dalam kacamata Aksal Achmad

Kindly Bookmark and Share it:
Kriteria yang harus dimiliki seorang calon pahlawan memang tidak ringan.
Berikut ini kriteria seorang calon pahlawan :

1) Warga Negara Republik Indonesia yang telah meninggal dunia dan semasa
hidupnya telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan
politik atau perjuangan dalam bidang lain untuk
mencapai/merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan
dan kesatuan bangsa. Calon juga telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar
yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara dan telah menghasilkan karya
besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.

2) Pengabdian dan perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya
(tidak sesaat) dan melebihi tugas yang diembannya.

3) Perjuangan yang dilakukannya mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.

4) Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi.

5) Memiliki akhlak dan moral keagamaan yang tinggi.

6) Tidak pernah menyerah pada lawan/musuh dalam perjuangan.

7) Dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak nilai perjuangannya.

Babullah Datu Syah adalah Sultan Ternate ke-7, dan Sultan teragung sepanjang sejarah Ternate. Kebesarannya terutama dikarenakan keberhasilannya mengusir kekuasaan asing yang besar dan sangat di takuti - yakni Portugis - keluar dari Maluku dan tak pernah kembali lagi.

Dari ke-7 poin kriteria untuk menjadi pahlawan nasional, ada satu yang sya anggap sedikit menjadi kendala buat pemerintah Propinsi Maluku Utara dalam upaya memperjuangkan Sultan Babullah menjadi pahlawan nasional, yakni :
Gelar Penguasa atas 72 pulau (Heer van twee en zeventig eilanden) yg disematkan pada BabuLLah adaLah benar adanya...namun latar belakang menguasai ke-72 pulau tersebut adalah mencari daerah seberang lautan yang akan berdiri dibawah naungan Kesultanan Ternate, bukan untuk mempersatukan bangsa Indonesia secara keseluruhan!!!

Just Info :
pernyataan ini lahir dari pemikiran sya secara pribadi berdasarkan referensi yg sya baca!!!
Kalaupun ada pihak2 yg merasa tidak puas akan apa yang sya kemukakan, sya mengajak teman2 untuk mengkritisi sesuatu yang kaLian anGGap keliru!!!!

Karna manusia tak Luput dari segala kesalahan dan KEBENARAN Hanya milik ALLAH SWT...

akhir kata,
WassaLamuaLaikum...Wr...Wb!!!!

3 komentar:

  1. Kalo kta rasa point yg ngoni takutkan tidk beralasan bukankah Gajah Mada juga memiliki keinginan yang sama untuk menguasai seluruh nusantara dan berada dibawah panji-panji Majapahit. So menurut saya Djo'ou Kolano Baabullah Datu Syah sudah sangat pantas diajukan sebagai PAHLAWAN NASIONAL

    BalasHapus
  2. Gajah Mada adalah salah satu tokoh besar pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai kitab dari zaman Jawa Kuno, ia menjabat sebagai Patih (Menteri Besar), kemudian Mahapatih (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya. Ia terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang menyatakan bahwa ia tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara. Di Indonesia pada masa kini, ia dianggap sebagai salah satu pahlawan penting dan merupakan simbol nasionalisme.

    BalasHapus
  3. "
    ...
    Dari ke-7 poin kriteria untuk menjadi pahlawan nasional, ada satu yang sya anggap sedikit menjadi kendala buat pemerintah Propinsi Maluku Utara dalam upaya memperjuangkan Sultan Babullah menjadi pahlawan nasional, yakni :
    Gelar Penguasa atas 72 pulau (Heer van twee en zeventig eilanden) yg disematkan pada BabuLLah adaLah benar adanya...namun latar belakang menguasai ke-72 pulau tersebut adalah mencari daerah seberang lautan yang akan berdiri dibawah naungan Kesultanan Ternate, bukan untuk mempersatukan bangsa Indonesia secara keseluruhan!!!
    ...
    "

    Seharusnya hal itu tidak menjadi ganjalan. Sultan Hasanuddin (Gowa), Sultan Agung (Mataram), Pattimura, dll juga tidak memiliki visi menyatukan Indonesia, tapi toh mereka bisa dijadikan Pahlawan Nasional.

    Impian Gajah Mada menaklukkan nusantara itupun semata hanya demi kejayaan negerinya, Majapahit. Di masanya, wawasan ke-Indonesia-an belumlah ada/wujud, begitu juga di masa Sultan Baabullah di abad ke-16.

    Sebagai pemimpin, SB telah bertindak benar dengan memerdekakan rakyatnya dan membawa negerinya ke masa keemasaan. Berkat kepemimpinannya Ternate berhasil mengusir penjajah yang merongrong sekaligus menjadikan Ternate sebagai negeri yang makmur dan bermartabat.

    Itulah yg seharusnya dijadikan refleksi bagi perjuangan bangsa Indonesia masa kini.

    Sultan Baabullah sdh memenuhi semua persyaratan di atas sehingga pantas menjadi Pahlawan Nasional. Kecuali, syarat tak tertulis yg mengatakan; "hanya mereka yang melawan Belanda-lah yang berhak digelari Pahlawan" itu benar2 ada.

    Wallahualam.

    RTZ

    BalasHapus

 
AksaL Achmad | Powered By Blogspot | © Copyright  2008