6 Agustus 2010

Tiba di Ternate, SBY Disambut Soya-soya


TERNATE, KOMPAS.com - Setelah terbang selama satu jam dan 10 menit, pesawat Khusus Boeing 737-800 Garuda Indonesia, yang membawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan, akhirnya tiba di Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate, Maluku Utara, Selasa (3/8/2010) sore pukul 15.45 WIT.

Bersama sejumlah menteri, Presiden Yudhoyoni disambut oleh Gubernur Maluku Utara Thaib Armaiyn dan pimpinan daerah lainnya di tangga pesawat. Mobil Kepresidenan yang semuka disiapkan di landasan, akhirnya tidak digunakan Presiden. Presiden memilih menaiki tangga langsung ke ruang VIP.

Sebelum memasuki ruang VIP, Presiden disambut sekitar 20an anak-anak yang menari Soya-soya. Soya-soya adalah prajurit yang menjaga keamanan Sultan Ternate. Namun, tarian ini bisa digunakan sebagai tanda ucapan selamat datang para tamu penting di Kesultananan Ternate.

Saat meninggalkan ruang VIP Bandara Sultan Babullah, rombongan Presiden disambut dengan rebana yang dimainkan pelajar SLTA dan Majelis Taklim SBY Nurrusallam serta bocah-bocah Sekolah Dasar berseragam sekolah, hingga orang dewasa berpakaian daerah hingga hotel tempat Presiden menginap di kota Ternate. Mereka berteriak-teriak memanggil Presiden.

Selama penerbangan dari Bandar Udara Pattimura, Ambon, Maluku, pesawat kepresidenan beberapa kali terkena guncangan akibat angin kencang. Bahkan, saat mendarat, pesawat agak berguncang dan sedikit oleng karena landasan yang agak bergelombang.

Akan tetapi, akhirnya pesawat mendarat dengan mulus. Sebelumnya, penerbangan menuju Ternate ditunda satu jam lebih akibat hujan deras dan angin di sekitar Bandara Pattimura. Seharusnya, Presiden Dan rombongan terbang menuju Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate, Maluku Utara, pukul 13.10 WIT. Namun, karena ditunda, pesawat baru take off pukul 14.15 WIT.

Sumber : www.kompas.com

Maluku Utara Kaya wisata dan Bahari


Pertunjukan tradisional baramasuwen (bambu gila) menjadi atraksi dalam Legu Gam Moloku Kie Raha 2010 atau Pesta Rakyat Maluku Utara 2010 di Lapangan Ngara Lamo, Ternate, Maluku Utara, Maluku, Rabu (7/4). Meskipun diangkat oleh lima orang, bambu tersebut tidak bisa dikendalikan. Bambu itu mengikuti gerak dari sang pawang yang memberikan kekuatan magis pada benda tersebut.

TERNATE, KOMPAS.com - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudbar) Maluku Utara (Malut) memprogramkan pelaksanaan kegiatan wisata bertaraf internasional sebagai salah satu upaya lebih memperkenalkan potensi wisata daerah ini kepada wisatawan mancanegara.

"Kami memprogramkan paling lambat dua tahun ke depan sudah ada kegiatan wisata bertaraf internasional yang digelar di Malut," kata Kepala Disbudbar Malut, Nurlaela Armaiyn di Ternate, Selasa (3/8/2010).

Disbudbar Malut ingin mencontoh penyelengaraan Sail Bunaken di Sulawesi Utara dan Sail Banda di Maluku. Kegiatan wisata bertaraf internasional di ke dua daerah itu sangat efektif dalam memperkenalkan potensi wisata daerah setempat.

Nurlaela mengatakan, Malut memiliki banyak potensi objek wisata menarik, terutama objek wisata budaya dan peninggalan sejarah, objek wisata bahari serta objek wisata ilmiah, khususnya yang terkait dengan keanekaragaman flora dan fauna.

Objek wisata budaya dan peniggalan sejarah yang menarik di Malut di antaranya Kesultanan Ternate, benteng peninggalan kolonial di Ternate, Tidore dan Bacan serta bekas pangkalan Sekutu pada Perang Dunia II di Kabupaten Pulau Morotai.

Sedangkan objek wisata bahari yang menarik di Malut, menurut Nurlaela, di antaranya panorama bawah laut dan keindahan pantai pasir putih. Khusus panorama bawah laut di antaranya di objek wisata Guraici, Teluk Jailolo dan Kepulauan Widi.

Sedangkan objek wisata ilmiah, di antaranya beranekaragam burung di sejumlah kawasan hutan di Ternate dan pulau Halmahera. Burung tersebut ada yang endemik Halmahera yakni burung bidadari atau biasa juga disebut cendrawasih Halmahera.

"Objek wisata tersebut selama ini belum banyak di kenal, terutama luar negeri, oleh karena itu melalui penyelenggaraan kegiatan wisata bertaraf internasional nanti diharapkan potensi objek wisata lebih dikenal di luar negeri," katanya.

Disbudbar Malut selama ini sebenarnya telah berupaya mempromosikan potensi objek wisata tersebut baik melalui jasa internet maupun melalui pameran wisata di berbagai daerah di Indonesia, tapi karena keterbatasan dana sehingga hasilnya belum maksimal.

Nurlaela menambahkan, Disbudbar Malut pada 30-31 Juli 2010 menggelar Festival Guraici di Kabupaten Halmahera Selatan. Kegiatan itu juga merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan potensi objek wisata daerah ini.

Sumber : www.kompas.com

 
AksaL Achmad | Powered By Blogspot | © Copyright  2008